Yogyakarta - Puluhan mahasiswa Akademi Komunikasi Indonesia (AKINDO) Yogyakarta memberikan aduan secara tertulis mengenai berbagai program acara televisi di DIY yang dinilai masih buruk. Hal tersebut sebagai bentuk komitmen dan kepedulian akademisi AKINDO dalam mengkritisi dan memperbaiki mutu siaran belasan stasiun televisi yang bersiaran di DIY. Aduan diserahkan langsung kepada komisioner koordinator bidang pengawasan isi siaran KPID DIY Supadiyanto, M.I.Kom. di kampus setempat pada awal November kemarin.
"Saya mewakili rekan-rekan di KPID DIY mengucapkan terima kasih atas seluruah aduan yang sudah diberikan. Semoga hal ini berkontribusi positif bagi masyarakat Yogya," ujar Supadiyanto setelah memberikan kuliah reguler Etika Komunikasi dan Kode Etik Jurnalistik di Kampus AKINDO Yogyakarta.
Iqbal Ramadan, salah satu mahasiswa AKINDO Semester V mengungkapkan bahwa adegan kekerasan yang selama ini ditayangkan dalam program berita lebih ”berbahaya” daripada program lain seperti film atau sinetron. Jika dalam tayangan film atau sinetron kekerasan itu bisa dijelaskan, sebagai sebuah adegan atas tuntutan sebuah skenario, sementara pada program berita, adegan kekerasan itu betul-betul nyata dan terjadi di suatu tempat. Mahasiswa lain, Mohammad Agung Prasetyo juga memprihatinkan mengenai stasiun-stasiun afiliasi masih sangat sedikit menayangkan program lokalnya. Sedangkan Monica Caesar Saraswati berharap agar para penyelenggara siaran televisi maupun radio harus menaati peraturan P3 dan SPS serta kode etik jurnalistik. (Espede)