Yogyakarta - Teori-teori dalam dunia komunikasi selama ini sangat didominasi oleh pemikiran Barat (madzhab Amerika dan Eropa). Para tokoh komunikasi memang banyak terlahir dari dua benua tersebut. Hal ini mengakibatkan pemikiran-pemikiran Barat sangat menghegemoni dunia komunikasi hingga saat ini, sehingga mengerdilkan pemikiran-pemikiran yang berasal dari dunia Timur. Padahal secara historis, dunia Timur juga sesungguhnya memberikan kontribusi tidak kalah besar dalam memajukan dunia komunikasi. Qur’an adalah kitab suci yang sejatinya di dalamnya memegang peran besar dalam memajukan dunia komunikasi. Hanya saja selama ini Qur’an masih didudukkan sebagai kitab suci agama Islam semata. Tidak banyak pihak yang mengupasnya dari perspektif komunikasi. Islam dan dunia komunikasi ditempatkan seolah berjarak dan berjurang. Padahal antara Qur’an dan komunikasi serta Islam sendiri memiliki tautan yang sangat kuat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qur’an secara paripurna menyajikan berbagai ayat "jurnalistik dan komunikasi" yang kemudian menjadi fondasi bagi perkembangan teori komunikasi baik di dunia Barat maupun Timur. Jauh sebelum teori komunikasi tumbuh pesat di belahan bumi Eropa maupun Amerika; teori komunikasi telah berkembang pesat sejak zaman Nabi Muhammad dan generasi penerusnya. Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perspektif Islam melalui Qur’an menempatkannya sebagai media dialektika komunikasi keilmuan antara dunia Barat dan Timur. Watak Qur’an yang mutlak sebagai kebenaran, futuristik (visioner), dan telah dijamin kebenarannya oleh Allah sendiri; menjadikan kitab suci ini sangat istimewa dibandingkan dengan kitab suci agama lainnya.
Hal tersebut akan dikemukan oleh dosen tetap D3 Penyiaran AKINDO Supadiyanto, M.I.Kom. dalam konferensi bertajuk: De-Westernizing Theories on Communication, Media, and Journalism yang dihelat di Gedung Thomas Aquinas Kampus UAJY pada Selasa, 22 Maret 2016 pukul 08.30-16.00 WIB. Melalui hasil penelitiannya berjudul: Qur'an, Islam, and the Western World Communications Dialectics-East, Supadiyanto ingin mematahkan persepsi dan teori bahwa teori komunikasi hanya didominasi oleh pemikiran dunia Barat. "Bahwa dunia Timur melalui Islam dan Quran juga berkontribusi besar bagi kemajuan dunia komunikasi. Sayangnya, hegemoni keilmuan Barat yang terjadi selama ini; telah meninabobokan dunia Timur akan hal itu", tutur Supadiyanto.
Di samping Supadiyanto, forum tersebut juga akan menghadirkan narasumber antara lain: Profesor Martin Loeffelholz (Technische Universitat Ilmeneu Jerman), Turnomo Rahardjo (Universitas Diponegoro), Bagus Ananda Kurniawan (Universitas Bhayangkara), Fiandy Mauliansyah (Universitas Teuku Umar), dan Michael Thenedy, Halla Puspita Yuri, dan Marcedes Amanda (Universitas Bunda Mulia). (A-News).